Kamis lusanya, kami jalan bersama lagi. kali ini dia yang menraktirku es kelapa. selama perjalanan itu kami membicarakan banyak hal. aku sendiri sampai heran, karena ada saja topik yang kami bicarakan. hatiku benar-benar berbunga-bunga pada saat itu. semua keterpesonaanku terhadap Lisa benar-benar terbingkai rapi dalam hatiku. suasana sore seakan memberi warna tambahan dalam bingkai tersebut. matahari yang masih terlihat dan memancarkan warna oranyenya menyinari rambut Lisa yang kali ini ia jepit ke belakang helaian rambut di sisi kepalanya membuatnya tampak lebih berkilau. emperan kios tanaman hias yang menjual berbagai macam bunga seperti Resaceae, Ixora javanica, Dendrobium orchidaceae dan lain-lain di bantaran rel kereta menambah keasrian suasana hatiku. rasanya aku ingin sekali membeli satu tanaman Impatiens balsamia yang bunga berwarna ungunya itu sedang mekar dan ku berikannya kepada Lisa. barisan Leucaena leucocephala yang berjajaran sepanjang jalan yang rindang menambah damai hati ini. biji petainya yang berwarna merah terang itu berserakan jatuh dari batangnya yang bergoyang dihembus desiran angin sepoi-sepoi. ditambah lagi dengan deretan Acacia auriculiformis atau pohon bunga kertas yang tumbuh dari balik pagar setinggi 3 meter kompleks perumahan anggota DPR Kalibata itu sedang memekarkan bunga-bunganya yang berwarna merah jambu seakan melambangkan warna hatiku pada saat itu. gelak tawa mewarnai perjalanan kami saat itu. pembicaraan mengenai hobi, hewan kesayangan sampai tebak-tebakan lucu membuat diriku seakan tak ingin cepat-cepat menyelesaikan perjalanan singkat ini. di akhir perjalanan kali ini aku mengantarkannya masuk ke dalam stasiun. sebelum ia naik kereta, aku sempat meminta no hpnya. sampai sekarang aku masih dapat mengingat no hp-nya. bahkan aku masih menyimpannya di phonebook di hp-ku.dua bulan sudah kedekatanku dengan Lisa. segala macam ledekkan dan candaan dari teman-teman dan guru LIA kelas FSC 4 ruang 314 sudah menjadi hal yang lumrah dan biasa bagiku dan Lisa. tak hanya guru tetapku, Mrs. Dosche, tetapi juga guru pengganti yang biasa menggantikan Mrs. Dosche, Mr. Reza ikut-ikutan meledekku. aku dan Lisa bahkan sudah menjadi pasangan tetap ketika ada tugas dalam buku modul yang bercirikan "role play". kedekatanku dengan Lisa membuat sesuatu yang berbeda dan aneh dalam diriku. entah apa yang berbeda dengan Lisa. setiap dekat dengannya aku merasakan sebuah ketentraman hati yang hanya bisa dikalahkan oleh rasa tentram ketika ku sholat. sketsa-sketsa berbagai mimik dari wajah Lisa selalu menghiasi hariku walaupun dia tak dekat denganku. aku tak bisa menjelaskan seluruhnya perasaan ini. baru pertama kali ku rasakan hal ini. aku tak tahu apakah Lisa juga merasakan hal yang sama denganku ini. keanehan berbeda juga diungkapkan oleh dua sahabat karib Lisa. suatu hari ketika kelas belum pernah dimulai, kami berempat bercanda dan mengobrol di kelas."Guh, gw merasakan keanehan dengan Lisa." Kata Ray"Hah...!? aneh gimana maksud loe??" jawab ku"Iya, gw aneh aja ma tuh anak, kalo jalan ma kita-kita dia lebih pendiam, tapi kalo dekat-dekat lu kayaknya dia banyak ngobrol. jujur gw belum pernah lihat Lisa tertawa lepas yang kayak tadi pas becanda ma loe.""ah yang bener loe, mang gitu Lis...??" tanyaku pada Lisa"emang iya, ya...?? loe aja kali Ray yang gak pernah liat gw ketawa lepas" Jawab Lisa"lah nih anak, malah tanya balik, tapi biasanya sih yang kayak gini terjadi karena kalian udan saling cinta" timpal Nita"iya, lagian sebenarnya kalian berdua udah pacaran apa belum sih?? gue liatin kayaknya makin hari makin lengket aja, hahahahaha..." kata Ray. setelah Ray berkata begitu aku dan Lisa saling memandang. ku lihat wajah Lisa yang agak memerah menahan malu dengan senyum manisnya yang khas. begitu juga aku, aku pun tersenyum dan tak berapa lama kemudian kami berdua tertawa."hahahahaha..., jadian...?? belum kali, tenang aja kalo udah juga bakalan aku kasih tahu, hahahahah..." kata Lisa. aku hanya bisa tertawa mendengarnya."oke, eh ngomong-ngomong abis oral test minggu depan kita nonton yuk...??" kata Ray."Hmmm..., nonton apa?? dimana" tanyaku"AADC aja, gw belum nonton tuh, kita nonton di Kalibata Mall aja, gimana" jawab Ray. pada waktu itu memang film Ada Apa Dengan Cinta sedang booming-boomingnya. teman-teman sekolahku juga sering membicarakannya. film yang dibintangi oleh Dian Sastro dan Nicholas Saputra itu memang menjadi salah satu ikon kebangkitan film Indonesia pada saat itu."gue sih oke-oke aja, Gimana Lis??" tanyaku pada Lisa."ah Lisa mah kalo loe ikut, dia juga pasti ikut, hahahahaha" timpal Nita sebelum Lisa menjawab."hmmm..., lihat minggu depan aja ya, takutnya ada tugas" jawabnya polos.tak berapa lama, bel tanda kelas dimulai berbunyi. selama pelajaran hari itu, aku merenungkan perkataan Nita dan Ray tentang cinta dan pacaran. apakah perasaan ini yang disebut cinta. aku benar-benar tidak mengerti tentang hal ini. aku bisa diibaratkan dengan bayi yang baru lahir di dalam dunia cinta ini. banyak memang teman-temanku yang sudah mulai berpacaran bahkan sejak dari SD dahulu. masih ku ingat bagaimana Vima, teman SD-ku, menitipkan sepucuk surat kepadaku untuk diberikan kepada senior yang juga tetanggaku, Bang Hakim. lalu beranjak SMP ada temanku Asti yang menangis karena tertangkap berkirim surat di kelas dan diledek oleh guru bahasa Inggris, Pak Ariffudin. aku benar-benar baru di dunia cinta ini. aku makin penasaan dengan kata cinta ini. rasa penasaranku ini membuat diriku tidak berkonsentrasi dalam pelajaran. sampai-sampai aku tidak sadar kalau aku dipanggil oleh guruku dan tepukkan keras dari Chandra menyadarkanku kembali.
Tuesday, 4 August 2015
( Bagian IV) 5 Tahun Mengenang Kepergian Dia, August 30, 2009
( Episode III) 5 Tahun Mengenang Kepergiannya, August 20, 2009
Ku perhatikan gerakan tangannya yang halus menggoreskan garis-garis halis di atas bukunya. Ku perhatikan sepertinya aku mengenali karakter yang sedang ia gambar. Itu adalah gambar Naruto, tokoh kartun kesukaan ku, langsung saja ku buka percakapan kembali dengannya dengan rasa penasaranku.
“suka Naruto juga??”
“iya, kamu juga Guh??”
“iya, sebenarnya gue, eh, aku...,” dia tersenyum “awalnya suka dengan soundtrack openingnya, yang judulnya ROCKS itu. Tapi setelah ngikutin kartunnya jadi penasaran dan ketagihan gitu, hehehehehe....”
“oh sama Guh, awalnya aku juga suka soundtracknya, tapi aku suka sama endingnya”
Kartun Naruto, setelah episode ke 15 berganti ending, lalu aku tanyakan ending yang mana yang dia suka.
“ending yang mana?? yang pertama atau kedua??”
“dua-duanya bagus, tapi aku gak tau judulnya,”
“yang pertama itu judulnya Harmonia, kalo yang kedua judulnya Wind. Kamu ngoleksi komiknya juga” dengan lancarnya sekarang aku bisa melafalkan sapaan “aku-kamu”.
“gak juga sih guh, kamu koleksi komiknya juga??”
“iya”
“kapan-kapan aku boleh pinjam ya”
“okay”
agak lama kami mebicarakan tentang Naruto. Sampai akhirnya aku menyadari sesuatu yang aneh dengan suasana kelas. Benar saja, ketika aku mengalihkan pandangan ke sekeliling kelas, guru dan teman-teman sekelasku memperhatikan kami yang sedang mengobrol dengan wajah yang penuh senyum. Dan tak beberapa lama kemudian pecah kembali tawa dan candaan mereka yang diarahkan kepadaku dan Lisa.
“Cie..., makin akrab nih..., hahahahaha...” celetuk Ray, salah satu teman karib Lisa yang duduk di pojok kanan kelas. Untuk kesekian kalinya aku dibuat malu oleh suasana kelas, begitu pun Lisa. Setelah itu, kegiatan kelas dilanjutkan kembali.
“Guh, kamu suka jalan kaki ya...” tanya Lisa yang sekarang membuka percakapan denganku.
“Ha...?? eh iya Lis, kenapa??”
“gak kok, aku cuma sering lihat kamu dari angkot jalan kaki, dan sepertinya kamu menikmati suasana jalanan sampai depan stasiun itu.”
“oh iya, abis emang enakan jalan Lis, lebih adem jalannya dan banyak pohon, jadinya aku menikmati perjalananku itu”
“kayaknya asyik Guh, nanti aku boleh ikut gak??” Ini lah kata-kata yang benar-benar membuatku kaget. Aku sampai terbengong-bengong mendengarnya. Namun kata-kata tadi melekat erat dalam memori dan hatiku. Dan aku benar-benar tak menyangka kata-kata tersebut keluar dari bibirnya yang tipis manis itu.
“Guh, gimana?? boleh gak...??” tanyanya lagi membuyarkan ketercenganganku.
“hmm..., iya boleh, tapi gak apa-apa nih, kamu gak kecapean...??”
“ah gak juga kok...” dan percakapan kami pun berlanjut. Inilah awal kedekatanku dengan Lisa. Tadinya aku pikir Lisa bukanlah cewek yang senang mengobrol. Itu karena diantara 2 teman karibnya yang senang mengobrol memang hanya dia yang lebih pendiam. Tak lama kemudian bel tanda kelas hari itu selesai berbunyi. Aku merapikan dan memasukan buku modul dan catatanku ke dalam tas punggungku yang berwarna hitam bermerk “Westpack” itu. Setelah ku kenakan tasku, ku tanyakan lagi Lisa tentang ajakan dia tadi.
“jadi, jalan kaki bareng ke depan??”
“Jadi Guh, tapi aku sholat dulu”
“oke, aku juga sholat dulu, yaudah nanti yang selesai duluan tungguin di depan musholah ya??”
“oke”
kami pun keluar bareng dari kelas. Tak ketinggalan, candaan dari teman-teman terutama dari Ray dan Nita, sahabat karib Lisa, kembali meledekku. Sesampainya di depan musholah, aku bergegas melepas sepatu warriorku lalu aku berwudhu. Setelah itu, aku keluarkan sarungku. Sarung itu adalah hadiah sunatanku ketika aku masih duduk di kelas 5. sarung itu berwarna dasar hijau dengan garis kotak-kotak berwarna merah. Ketika akan masuk ke musholah bagian laki-laki, aku berpapasan dengan Lisa yang baru selesai wudhu. Parasnya tampak lebih cantik ketikan terkena air. Wajahnya seakan memancarkan sinar yang cerah dan terang. Percikkan air di wajahnya juga membuat wajahnya terlihat lebih anggun. Matanya yang agak sipit ketika tidak memakai kacamata tampak lebih berbinar. Rambutnya yang berponi belah pinggir itu tampak berbeda namun lebih memesona hatiku dibanding ketika ia memakai bando putih tadi. Ia melewatiku sambil tersenyum dan aku membalasnya pulan dengan senyumku
khusyuk aku dalam sholatku. Ku tinggalkan beban tugas sekolahku. Ku tanggalkan keterpesonaanku terhadap lLisa dan ku serahkan semuanya kepada Allah SWT. Selesai sholat, ku baca Quran sakuku yang biasa ku bawa. Ku baca beberapa ayat dan setelah itu aku berdoa dan bergegas keluar musholah. Segera ku pakai sepatuku. Ku perhatikan sekeliling, sepertinya Lisa belum selesai sholatnya. Jadi aku akan menunggunya. Ku keluarkan Sony Ericsson T100-ku dan memainkannya untuk menunggu Lisa turun. Ini adalah Hp pertamaku yang diwariskan oleh orang tuaku kepadaku. Aku memang sering mendapat barang warisan orangtuaku. Tak lama kemudian Lisa turun. Ia mengambil sepatunya dan duduk dekat denganku dan memakai sepatu warriornya yang bermerk “NB” itu. Halus gerakannya mengikat tali sepatunya. Indah simpul yang ia buat menyerupai kupu-kupu.
“yuk...” ajaknya berbarengan dengan ia bangkit dan mengenakan tas selempangan birunya itu. Aku pun langsung memasukan Hp-ku ke dalam tas dan bangkit dari dudukku. Kami berdua pun jalan menuju pintu gerbang LIA Pengadegan. Disana ku lihat Ray dan Nita tampaknya sedang menunggu Lisa.
“Guh, aku bilang ke mereka dulu yah??”
“Oke, aku juga mau beli permen karet dulu, sekalian aja ajak mereka, nanti tunggu di situ aja ya??”
“oke” katanya sambil mempercepat langkahnya menuju Ray dan Nita. Aku sendiri berbelok ke mini market LIA untuk membeli permen karet. Aku terbiasa membeli permen karet untuk mengusir kebosananku ketika aku jalan kaki. Ketika aku selesai membeli, Lisa sudah menungguku di luar bersama Ray dan Nita.
“maaf jadi nunggu...”
“ah gak apa-apa kok” kata Lisa
“eh Ray, Nit, ikut gak??” ajakku
“gak ah, takut ganggu pdkt kalian, hahahaha” kata Nita meledekku lagi
“biasa aja kali...” kataku sambil tersenyum
“jagain si Lisa ya Guh, kalo jatuh lu gendong ya, hahahahaha” kali ini Ray meledek ku
“hahahaha, iya, yaudah duluan ya...??”
“oke...”
aku dan Lisa pun melanjutkan perjalanan kami. Seperti dalam kelas, kami diam selama menit-menit awal perjalanan kami. Aku menawarkan permen karet rasa pepermint kepada Lisa. Dan dia menerimanya. Aku coba buka percakapanku kembali dengan Lisa. Kali ini aku memberanikan menanyakan rumahnya.
“rumah lu dimana Lis??”
“di Tebet Guh”
“kok jalannya ke arah sini, bukannya Tebet kesana ya??” kataku sambil menunjuk ke belakang kami dengan jempolku.
“gak, aku naik kereta, nanti aku turun di stasiun Tebet”
“oh...” Ku perhatikan Lisa tampak lelah dan tersenggal-senggal nafasnya ketika ia berbincang denganku selama perjalanannya bersamaku. Aku memang tipe pejalan cepat. Aku pernah mencoba menghitung kecepatan langkahku. Dan aku mendapatkan bahwa aku sanggup menempuh 4 meter dalam kurun waktu 1 detik. Karena Lisa tampak lelah mengikuti langkahku, aku memperlambat langkahku. Ku perhatikan langkah Lisa yang tampak anggun dan feminim. Bila ku tarik lurus garis selebar 2-3cm di jalan tempat ia melangkah, maka sisi-sisi garis tersebut akan terus bersinggungan lurus dengan sisi dalam sepatu. Di jalan menuju ke arah stasiun Kalibata tersebut ada sebuah kios es kelapa. Aku biasa membeli es kelapa disitu. Selain melepas dahaga, kelapanya menjadi pengganjal perut dan tambahan energiku dalam perjalanan. Aku pun mengajak Lisa untuk beli es kelapa.
“beli es kelapa yuk Lis, kamu mau gak??”
“hmmm....” ia bergumam dan tampak ragu dan ku potong gumamannya.
“aku beliin deh, kamu haus kan?? hehehehehe”
“hmm..., sebenarnya iya, hehehehehe..., oke deh, makasih Guh” lalu kami menuju kios es kelapa tersebut.
“Pak, es kelapanya 2, di plastik” kataku
“Gula putih atau gula merah Dek”
“kamu apa Lis...??”
“Gula putih Guh”
“gula putih dua-duanya Pak” kataku. Selama menunggu es kelapa selesai, aku kembali membuka percakapan dengan Lisa.
“kamu sekolah dimana Lis??”
“aku di Sermabel (SMPN 115), kamu??”
“aku di V-gho (SMPN 150)”
“dimana tuh??”
“di belakang kramat jati”
“oh...” tak berapa lama, es kelapa yang kami pesan selesai dibuat. Ku keluarkan uang lima ribuan untuk membayarnya dan kami meninggalkan kios itu. Es kelapa kali ini tampak lebih manis. Entah apa yang membuatnya terasa lebih manis. Tapi aku menikmatinya. Di sisa perjalanan ke arah Stasiun Kalibata, kami membicarakan tentang beberapa pelajaran favorit di sekolah. Tak ku sangka, ia memiliki mata pelajaran favourit yang sama denganku. Aku dan dia menyukai matematika, fisika dan sejarah. Selain itu, ia menyukai biologi. Sangat menyenangkan bisa mengobrol banyak dengannya. Selama aku berbicara dengan seorang cewek seumuranku pada waktu itu, aku belum pernah berbicara selama dan seintensif itu.
Tak terasa perjalanan kami ke Stasiun Kalibata sudah sampai. Di akhir perjalananku bersamanya pada hari itu Lisa berpamitan.
“Makasih Guh, besok aku boleh ikut lagi ya...??”
“Sama-sama Lis, boleh aja, maaf tadi bikin kamu capek jalan bareng aku”
“oh gak apa-apa, harusnya aku yang minta maaf udah bikin kamu melambat”
“biasa aja Lis”
“Oke, sampai ketemu hari Kamis ya??
“oke, hati-hati di jalan Lis”
“Iya” katanya sambil masuk ke Stasiun Kalibata. Ku lihat ia dari belakang. Rambutnya yang menutupi punggungnya tampak berkilau terkena sinar matahari yang datang dari depannya. Memang rambutnya itulah yang benar-benar memesonaku. Lalu aku lanjutkan perjalanan kakiku menuju Cililitan. Entah apa yang sedang ku rasa. Selama perjalanan hatiku terasa gembira dan bahagia.
to be continued...
( Episode II ) 5 Tahun Mengenang Kepergian Dia, August 20, 2009
Hari-hariku di tempat les bahasa inggris tersebut berlalu dengan normal. hingga pada suatu hari, ketika itu aku memang sedang ada kegiatan di sekolahku. jadi, aku datang ke tempat les itu dengan terburu dan masih mengenakan baju putih-biru SMP-ku. aku sampai di sana pukul 3 lewat sedikit. aku langsung berlari menaiki tangga menuju lantai 3. sebenarnya ada lift yang dapat aku gunakan. tapi aku adalah tipe orang yang malas untuk menunggu. walaupun itu sebebnarnya tidak membuatku capai. ketika sampai di lantai 3, ketika itu pula pintu lift terbuka, dan keluarlah Lisa dengan masih mengenakan seragam SMP-nya juga. masih dengan gaya feminimnya, rambut yang tergerai rapi dan indah, bando kain yang berwarna putih, tas selempangan biru dan sepatu warrior serta kaus kai putih sebetis. saat ia memakai rok biru SMP yang sepanjang lutut itu benar-benar memesona hatiku. hal inilah yang menegaskan kalu ia memang cocok disebut sebagai cewek feminis. lalu aku dan dia saling melihat, dan seketika itu pula aku melempar senyum kepadanya dan dibalas senyumku dengan senyumnya yang menawan dan anggun dari bibir tipisnya itu. karena berpikir ada teman terlambat, aku memperlambat langkahku sambil mengatur nafasku yang agak tersenggal-senggal.
sesampainya di depan pintu kelas, aku mengetuk pintu dan membuka pintu kelas. ku persilahkan Lisa untuk masuk terlebih dahulu dengan aku masih memegang daun pintu kelas yang terbuka ke dalam. ketika ia lewat di depanku, kibaran rambutnya yang panjang kembali memesona hatiku. indah dan menenangkan, itulah kesanku ketika melihat hal tersebut. di dalam kelas tersebut tersisa 2 kursi kuliah, yang satu agak goyang mejanya, yang satu lagi terlihat lebih normal dan bagus. Lisa sepertinya bingung memilih kursi mana yang akan dia duduki. sepertinya ia tidak enak denganku dan akan memberikan kursi yang agak bagusan untuk diriku. tetapi aku menolak, aku malah mempersilahkan ia duduk di kursi yang bagus itu. aku melakukan hal tersebut bukan untuk mencari perhatian atau dianggap lebih gentle, tetapi sikap tersebut memang selalu muncul. aku lebih suka memberikan tempat yang bagus untuk orang lain ketimbang untuk diriku, walaupun aku bisa saja mendapatkannya. hal tersebut memberikan suatu kepuasan dan kesenangan dalam batinku. ketika kami duduk, guru kelasku berkata sambil tersenyum
"that's what man should do to woman??"
beberapa saat kemudian, pecah keheningan kelas dengan nada-nada yang mengejek kepadaku dan Lisa.
"Cie Teguh..., Cie Lisa...,"
aku dan Lisa hanya bisa tersenyum dan saling memandang. ku lihat wajah LIsa yang memerah menahan malu. ketika aku memandang Lisa, guruku kembali mengucapkan ledekannya yang membuat semakin riuh suasana kelas.
"kayaknya Teguh dan Lisa emang cocok ya, hahahaha..."
"Cie...,"
aku tidak tahu, atas dasar apa guruku itu melontarkan kata-kata seperti itu. ketika aku memandang seisi kelas, memang hanya aku dan Lisa yang mengenakan seragam SMP. setelah suasana agak tenang, guruku melanjutkan penjelasannya yang terputus karena kedatangan kami berdua. lalu dalam salah satu bagian dari pelajaran tersebut terdapat tugas kelompok yang harus dikerjakan oleh 2 orang. dan ketika itu pula, guruku kembali meledekku dan Lisa.
"2 orang sudah terpilih, sisanya buat kelompok sendiri ya??" kelas hening sejenak dan kemudian meledak dengan tawa ceria beserta ledekan yang diarahkan kepadaku dan Lisa.
"Cie..., kayaknya jadi nih, hahahaha..."
yah apa boleh buat, aku akhirnya bekerja sama dengan Lisa. tugas kelompok tersebut hanyalah membuat sebuah dialog percakapan dengan menggunakan adjektive clause. mungkin karena kami sama-sama pemalu, agak lama kami sibuk dengan "kegiatan" sendiri. aku masih memainkan pulpenku dan ia mencoba menuliskan sesuatu. dengan agak canggung aku memulai percakapan tentang tugas yang akan kami buat. ku beberkan ide-ideku tentang percakapan yang ada di otakku. ia pun juga memberikan ide-idenya. suaranya sangat merdu dan indah di telingaku. seperti gemercik air yang mengalir dari mata air pegunungan. begitu menenangkan dan tetap memesona hatiku. dan setelah ia memberikan ide-idenya, kami pun mendiskusikannya untuk memilih percakapan mana yang mudah yang akan kami pilih. ia merupakan salah satu cewek yang cerdas yang ku kenal. tutur katanya begitu halus. setiap diksi yang ia pilih seakan menegaskan dia adalah wanita feminis yang supan dan santun. agak canggung sebenarnya aku mengobrol dengannya. dia menggunakan sapaan "aku-kamu" sedangkan aku masih menggunakan "gw-lu". tapi aku mencoba mengikuti kesopanannya dengan menggunakan sapaan "aku-kamu". walaupus sering terceplos kata "gw" atau "elu", sepertinya dia menanggapinya dengan senymannya yang indah itu dan memakluminya. selesai berdiskusi dan memilih kami pun mencoba membuat dialog dan mencoba menghafalkannya. aku tak tahu, apakah karena kami sudah mengerti tentang pelajaran ini atau memang mudah, kegiatan menghafal ini tidak memakan waktu yang cukup lama. ketika yang lainnya masih sibuk menghafal dan bahkan masih ada yang memberikan idenya. kami sudah selesai, dan ketika itu pula aku meminta persetujuan Lisa untuk maju duluan. dan ia menyetujuinya. dan kami pun maju, tak lupa disertai dengan ledekan-ledekan yang benar-benar membuatku tersipu malu. kami pun melaksanakan tugas peran tersebut dengan cepat dan baik. ketika kami selesai pun tak lupa guru dan teman-teman kelasku kembali meledek ku dan Lisa.
setelah melaksanakn tugas itu, kami kembali melakukan "kegiatan" masing2. aku kembali memainkan pulpenku dan dia menggambar di buku modul. aku memberanikan diri untuk membuka percakapan.
"suka gambar...??" tanyaku ramah
"iya" jawabnya singkat
to be continued...
( Episode I ) 5 Tahun Mengenang Kepergian Dia, August 20, 2009
Ini adalah cerita bersambung tentang kisah cinta gw 5 tahun yang lalu bersama seorang gadis yang amat gw cintai sampai saat ini. cerita ini sengaja gw tulis untuk mengenang kepergiannya untuk selamanya begitu cepat dari kehidupan cinta gw itu. dan gw harap ketika dia membacanya dari atas sana dia juga bisa mengenang kisah cintanya tersebut. yaudah langsung saja.6 Januari 2004, 14:55, ku duduk terdiam di pojok kelas sebuah lembaga pendidikan bahasa asing di bilangan pengadegan. aku menatap menembus jendela dari kelas yang berada di lantai tiga itu ke arah sekumpulan anak-anak yang sedang bermain di areal parkir sebuah gedung. dari bentuk bangunannya, aku dapat mengenali bahwa bangunan yang ada di seberang tempat para anak-anak itu bermain bola adalah banguna suatu instansi pemerintah, entah itu kelurahan atau kecamatan. aku mencoba membayangkan keceriaan dari sekumpulan anak-anak tersebut dengan menghadirkan keceriaan masa kecilku.tak lama kemudian lamunanku itu dibuyarkan dengan kedatangan 3 anak perempuan yang sepantaran denganku masuk ke kelas. kalau dilihat dari gerak-gerik 3 orang ini, sepertinya mereka adalah sahabat karib. orang yang pertama mengenakan t-shirt warna biru dengan tas selempangan warna merah dan celana jeans. dari gaya bicaranya sepertinya dia sangat aktif dalam berbicara. rambutnya yang sebahu seakan memberikan gambarannya sebagai anak yang tomboy. orang yang kedua pun tak jauh beda dengan orang yang pertama. dengan gaya yang hampir sama, t-shirt, jeans dan tas selempangan. 2 orang pertama ini sepertinya asyik men\mbicarakan sesuatu yang menyenangkan, berbeda dengan 2 orang sebelumnya, orang yang ketiga ini tampak lebih pendiam. dia mengenakan t-shirt warna biru langit, tas selempangan dan celana jeans. yang tampak beda lagi adalah, orang yang ketiga ini tampak lebih feminim dan anggun dengan rambut panjang sepunggung, yang tergerai indah, bando hitam di rambutnya dan kacamata kotak dengan frame kecil dan tipis berwarna hitam melekat di wajahnya. lalu mereka mengambil temoat duduk yang berdekatan. si rambut panjang duduk dekat denganku, aku hanya berjarak 3 kursi ke ke kiri darinya. entah pancaran apa yang membuatku selalu ingin melihat si rambut panjang ini. wajahnya yang bulat dengan dagu yang agak tebal dan bibir tipisnya membuat hatiku penasaran untuk menatapnya lagi. ingin sekali aku mengetahui namanya dan berkenalan dengannya, tapi aku memang pemalu, aku hanya bisa curi-curi pandang untuk dapat menatapnya. yah namanya juga masih ABG.tak lama kemudian masuk orang-orang yang akan menjadi teman-temanku di kelas tersebut. aku berkenalan dengan anak laki-laki disebelahku yang bernama Chandra dan temannya yang sepertinya berasal dari satu sekolah yang bernama Rachel. dari daftar hadir kelas, akhirnya aku dapat mengetahui namanya: Allisa Andananingtyas. cukup panjang memang, tapi itu adalah nama yang pas dan indah secantik dengan dirinya.to be continued....
40 Hadits is Easy to be Memorized
Any 40 short hadits easy to be memorized, yes really.. during 6 years in school and we did'nt memorize it. growing as adolescent, after 3 years still can't memorize 40 hadits. by time growing adult join in university, at work, married, have children, more busy, getting old and still can't memorized 40 short hadists.Masya Allah.. when light coming to you as guidance, at that time you realised, how much time we wasting our time. how much many songs you remember, poem, and others, but we can't try to memorized short words from Rasullullah Shallahu ailaihi wassalam.
Moeslim Identity Superiority to Memorized Hadits,Prophet Muhammad SAW said: "May Allah make radiant face of someone who heard the hadith from us and then he memorized and then pass it on to others .... " (HR. Tirmidzi, Abu Daud dan ibnu Majah dari Zaid bin Tsabit ra).
from Abu Hurairah ra, Rasul SAW said: "Any person who memorized 40 Hadith that benefit from the affairs of my ummah their deen, Allah will raise it in the Day of Judgment along with the scholars. The virtue of a scholar in a compare abid (devout) as much as 70 degrees and God knows how much more distance between one degree to the next level" (HR. Baihaqi in Syu;bul Iman.from Abu Darda ra, Rasul SAW has asked what limits science if someone memorized, so he included faqih?Prophet Muhammad SAW said, "Whoever memorized for my ummah 40 hadith of cases their deen, Allah will raise it in the Day of Judgment as a jurist, and I become intercessors and witnesses for him". (HR. Baihaqi in Syu'bul Iman).
40 Short Hadits
1. Imaniat
الَدِّيْنُ يُسرٌAd diinu yusrun (HR Bukhari) Meaning: Religion is Easy.2. Ibaadat
مِفْتَاحُ الْجَنَّةِ الصَّلاَةُ
Miftaahul Jannati As Sholaah (HR Ahmad) Meaning: The key to paradise is prayer.
3. Muamalat
مَنْ غَشَّنا فَلَيْسَ مِنَّا
Man ghassyanaa fa laisa minnaa (HR Muslim) Meaning: Who is cheating is not one of us.
4. Muasyaraat
الَسَّلامُ قَبْلَ الكَلاَمِ
Assalamu qablal kalam (HR Bukhari) Meaning: Give a greaatings before talk.
5. Akhlaqiyaat
علَيْكُمْ باِلصِّدْقِ
‘Alaykum bis shidqi (HR Muslim) Meaning: Should be honest.6. Imaniat
نمَا الأعْمَالُ باِلنِّيَةِإِ
Innamal a’maalu bin niyyaat (HR Bukhari) Meaning: Every charity in accordance with his intentions.7. Ibaadaat
الطُّهُورُ شَطْرُ الإِيمَانِ
At thuhuuru syathrul imaan (HR Muslim) Meaning: Cleanliness is the most faith.8. Muamalaat
مَنِ انْتَهَبَ نُهْبَةً فَلَيْسَ مِنَّا
Manintahaba nuhbatan fa laisa minnaa (HR Tirmizi) Meaning: Who robs people not belonging to our group.9. Muasyaraat
الْجَنَّةُ تَحْتَ أقْدامِ الأُمَّهَاتِ
Al Jannatu tahta aqdaamil ummahaat (Kanzul Ummal) Meaning: Heaven is under mother's feet.10. Akhlaqiyaat
اِجْتَنِبُواالْغَضَبَ
Ijtanibul ghadhab (Kanzul Ummal) Meaning: Stay away from bad temper.11. Imaniat
لا تقوم الساعة على أحد يقول: الله اللهLaa taquumus saa'atu 'alaa ahadin yaquulu Allah ... Allah ... (Muslim) Meaning: There will come the apocalypse as long as there is thank God ... God ...
12 Ibaadaat
الدعاء سلاح المؤمنAd du'aau silaahul mu'min (Jamius Saghir) Meaning: Prayer is a weapon of the believer.
13 Muamalaat
لعن رسول الله صلى الله عليه وسلم الراشي والمرتشي
La'ana Rasulullahi (saw) ar wal rasyia murtasyia (Abu Dawud) Meaning: curse the Prophet (PBUH) to the people who bribe and are bribed.
14 Muasyaraat
رضى الرب في رضى الوالد
Ridhar Rabbee fii ridhal waalid (HR Tirmidhi) Meaning: Rida Allah lies in the pleasure of parents.
15 Akhlaqiyaat
لا يدخل الجنة خب ولا بخيل ولا منان
Laa yadkhulul jannata khabbun bakhiylun wa wa laa laa mannaan (HR Tirmidhi) Meaning: There will enter Paradise man who likes to cheat, stingy and prize giving.
16 Imaniat
الدعاء مخ العبادة
Ad du'aau mukhkhul ibaadah (HR Tirmidhi) Meaning: Prayer is the essence of worship.
17 Ibaadaat
الكلمة الطيبة صدقة
Al kalimatut thayyibatu Sadaqah (Bukhari) This means: Say good is charity.
18. Muamalaat
المرء مع من أحب
Al mar'u maa man ahabba (Muslim) Meaning: Someone will be with whom he loves.
19. Muasyaraat
لايدخل الجنة قاطع
Laa yadkhulul jannata qaati'un (Muslim) means: Not going to heaven breaker kinship.
20. Akhlaqiyaat
يدخل الجنة نمام لا
Laa yadkhulul jannata nammaamun (Muslim) means: Not going to heaven instigator.
21. Imaniat
اتق الله حيث ما كنت
Ittaqillaha Haitsu maa kunta (HR Tirmidhi) Meaning: Fear Allah wherever you are.
22. Ibaadaat
خيركم من تعلم القرآن وعلمه
Khairukum man ta'allamal Qur'aana wa 'allamahu (Bukhari) Meaning: The best of those among you are those who learn the Qur'an and teach it.
23. Muamalaat
سباب المسلم فسوق, وقتاله كفر
Sibaabul muslimi fusuuqun wa qitaaluhu kufrun (HR Tirmidhi) Meaning: berate a Muslim is a sin and the fight against it is Kufr.
24. Muasyaraat
من ستر مسلما ستره الله يوم القيامة
Man satara musliman satarahullaahu yaumal qiyama (Muslim) Meaning: Who cover the disgrace of a Muslim, Allah will cover her shame on the Day of Judgment.
25. Akhlaqiyaat
ا يرحم الله من لا يرحم الناسل
Yarhamullaahu man laa laa yarhamunnaasa (Bukhari) Meaning: No dear God those who do not love to humans.
26. Imaniat
لدال على الخير كفاعلها
Ad daallu 'alal khairi kafaa'ilihi (HR Tirmidhi) Meaning: People who invites goodness gets the same reward to the person who invited.
27. Ibaadaat
أنفق يا ابن آدم ينفق عليك
Anfiq yabna Aadama yunfaq 'alaik (Bukhari) Meaning: O Children of Adam Berinfaqlah then you will be rewarded.
28. Muamalaat
أحب البلاد إلى الله مساجدها
Ahabbul bilaadi ilallaahi masaajiduha (Bukhari) Meaning: The most beloved of God on earth is a mosque-mosque.
29. Muasyaraat
اليد العليا خير من اليد السفلى
Al yadul ulya Khairun terminal Yadis suflaa (Muslim) Meaning: The upper hand is better than the hand below.
30. Akhlaqiyaat
الدنيا سجن المؤمن وجنة الكافر
Ad duniya sijnul mu'min wa Jannat kaafir (Muslim) Meaning: The world is a prison for the believer and a paradise for infidels.
31. Imaniat
من تشبه بقوم فهو منهم
Man tashabbaha bi qaumin fa huwa min hum (Abu Dawud) Meaning: Whoever imitates a people then he would be classed as such the ethnic group.
32. Ibaadaat
من حمل علينا السلاح فليس منا
Man hamala 'alainas silaaha fa laisa minnaa (Bukhari) Meaning: Whoever scare with weapons to us then is not one of us.
33. Muamalaat
بلغوا عني ولو آية
Ballighuw anniy though aayah (Bukhari) Meaning: Convey from me even one verse.
34. Muasyaraat
لا يدخل الجنة من لا يأمن جاره بوائقه
Jannata yadkhulul laa laa man ya'manu jaaruhu bawaa'iqahu (Muslim) Meaning: Do not go to heaven tetanggannya people who do not feel safe from interference.
35. Akhlaqiyaat
المسلم من سلم المسلمون من لسانه ويده
Al muslimu man salimal muslimuuna wa min lisaanihii yadihii (Bukhari) This means: true Muslim is a Muslim survivors other than his verbal ugliness and evil hands.
36. Imaniat
من بنى لله مسجدا بنى الله له بية في الجنة
Man banaa lillahi masjidan banallahu lahuu baytan fil Jannah (Muslim) Meaning: Whoever builds a mosque for Allah, Allah will wake her home in Paradise.
37. Ibaadaat
من عزى مصابا فله مثل أجره
Man 'azzaa musaaban falahu mitslu ajrih (HR Tirmidhi) Meaning: Whoever entertain people afflicted then his reward as those who suffered.
38. Muamalaat
الأناة من الله والعجلة من الشيطان
Al-anaatu minallaahi wal 'minas ajalatu syaithan (HR Tirmidhi) Meaning: Precautions for the coming of God and the rush comes from the devil.
39. Muasyaraat
لايلدغ المؤمن من جحر مرتين
Laa yuldaghul mu'min min juhrim marratain (Bukhari) Meaning: The believer will not be stung twice in the same hole.
40. Akhlaqiyaat
الصبحة تمنع الرزق
As subhatu tamna'ur Rizq (Musnad Ahmad) Meaning: Sleeping in the morning becomes a barrier rizkiMemorize dozens of songs,there is no guarantee of heavenMemorize dozens of hadith?Qur'an and the Hadith of the Prophet are two heritage that can not be separated.
Subscribe to:
Posts (Atom)