TEASER
“Pada setiap denyut nadi yang berdetak lemah…
Pada rantauan kenangan singkat …
Pada setiap apa-apa yang merujuk padamu,
Aku kehabisan kata….”
POEM by Tika Sylvia Utami
Pertautan Ikrar Suci di Puncak Mahameru
Pada sebuah kisah tidak bernama
Alam melukis semburat langit senja pada tapal batas keheningan.
Menautkan ucap pelantun kata di setiap hela nafas penghembus makna
Kami bersimpuh di bawah semesta.
Di bawah rengkuh alam yang menghujani langit dengan pendar temaram bulan.
Bertautkan alas langit yang mengangkasa di atas tanah tertinggi di pulau jawa…
Beralaskan bentang hamparan awan di atap langit puncak abadi para dewa…
Kami, menuturkan ikrar atas sebuah janji suci demi Sang Pencipta.
Bernafaskan dentuman kuat kawah Mahameru, semesta menjadi saksi pertautan kisah dua insan manusia.
Tertopangkan bahu yang menahan beban ransel besar,
Kami tengah memulai perjalanan memburu awan dan ketinggian, bernafaskan cinta pada Sang Maha
Alam urung berdiam pada sekat yang menyejukkan,
Ia
berbicara pada kita, menghadirkan pertanda melalui lantunan ranting
pohon yang jatuh tertiup angin, sahutan burung yang menari pada
kicaunya, hingga gemericik sumber air pelepas dahaga.
Denyut
nadi berdetak tanpa kendali memudarkan impuls syaraf, ketika hamparan
padang ungu Oro-oro ombo mengistimewakan Mahameru sebagai tempat
pertautan sebuah janji.
Kami tengah menikmati rindu dalam kesederhanaan,
Pada sebuah ungkap yang dilantunkan diam
Lantas kita menyapa dalam doa keheningan masing-masing.
Esok nanti kian menyongsong,
Tidak peduli sekalipun kata terbentur makna.
Tidak peduli sahut sapa dalam ruang pendingin waktu kian menebar tanya,
Karena kita percaya,
Kita tidak pernah benar-benar terlahir sempurna.
Ada rongga yang sengaja dihadirkan Sang Pencipta demi sebuah jalinan kisah dua insan manusia.
Kita saling bertautan dalam langkah yang beriringan,
Lantas aku menemukanmu pada setiap rangkaian doa yang terhantarkan pada setiap sujud malam-malamku.
Kamu… adalah bagian
terbesar dalam setiap helai rindu yang kusimpan rapat dalam bayangan
samudera awan di Dataran Tinggi Dieng, Puncak Prau.
Kamu… adalah malam yang hadir setelah senja tenggelam pada sang peraduan.
Tertutupi anyaman
gulita yang mengadu pada setiap sisa temaram cahaya bulan di tengah
hamparan padang edelweiss yang bermekaran di Gunung Gede-Pangrango
Kamu… adalah penyalin kisah yang menghinggapi setiap risau sang pemuja malam.
* Puisi ini dibuat oleh sahabat kami sebagai hadiah pernikahan, 03 Januari 2015
Thanks for the Poem.
2400mdpl. Kabupaten Lumajang, Danau Ranu kumbolo, Jawa Timur. Pegunungan Tengger, |