secara
kasar, kedekatanku bersama Lisa sudah terhitung selama 4 bulan sejak
kejadian di akhir bulan Januari 2004. namun secara bersih, kedekatanku
itu sebenarnya belum menginjak usia 1 hari. kedekatanku baru berumur 10
jam 40 menit. banyak yang mengira kami sudah berpacaran atau semacamnya.
tetapi sebenarnya diantara kami, dan terutama aku, belum berpikir ke
arah itu.
sejak kejadian kamis itu, Lisa tampak lebih pucat dari
biasanya. ritual jalan bersama yang ku lakukan dengan dirinya pun
sekarang tak lagi rutin. Lisa lebih banyak dijemput oleh orang tuanya.
ku hanya berpikir kalau itu baik untuk kesehatan Lisa, itu tak masalah
bagiku. yah..., apa boleh buat. perjalanan yang menyenangkan itu harus
berkurang. aku merasakan kesepian selama perjalanan ku pulang.
perjalanan dari LIA sampai Stasiun Kalibata yang berjarak 1km itu, kini
harus ku tempuh sendiri. aku merasa kehilangan selama perjalanan
tersebut. tak hanya aku, bapak penjual es kelapa yang biasa aku beli es
kelapa kepadanyapun merasa kehilangan.
"temannya yang perempuan kemana dik??" tanyanya
"lagi sakit Pak, sekarang dia sering dijemput"
"oh..., kalau ketemu salam dari saya ya dik, saya doakan supaya cepat sembuh"
"oh iya Pak, Insya Allah nanti saya sampaikan"
aku
hanya bisa menghadirkan memori indah tentang perjalanan itu untuk
menghiburku selama perjalanan. tak terkadang, aku pun tersenyum sendiri
ketika mengingat memori itu. musim kemarau di bulan Mei itu seakan
menggambarkan kekeringan hatiku. suasana perjalanan pun sepertinya
menggambarkan suasana hatiku. deretan pohon bunga akasia mengering dan
tak menampakkan bunganya yang berwarna pink itu. bunga-bunga di kiosk
penjual bunga pun tampak lesu dan jarang yang bermekaran. hanya serakan
biji petai cina yang berwarna merah delima itu yang mewarnai
perjalananku.
tak terasa sebentar lagi ujian nasional akan segera
bergulir. aku mengintensifkan waktu belajarku, begitu pun Lisa. ia
sekarang tampak tekun membaca buku pelajaran sekolah di waktu sebelum
les dimulai. tak jarang juga, kami pun sering berdiskusi, sekadar
bertukar pikiran untuk menambah ilmu serta test kecil-kecilan untuk
mengukur kemampuan kami. kami pun memasang target untuk pencapaian hasil
ujian kami. kami sama-sama bertekad untuk dapat diterima di SMA negeri
favourit yang terletak di kawasan Bukit Duri.
hal tak wajar
terjadi kepadaku ketika ujian nasional digelar. aku jatuh sakit dan
terdiagnosa sebagai typhus. aku pun harus mengerjakan ujian nasionalku
di rumah sakit. tapi penyakitku ini tak menyurutkan semangatku. soal
demi soal ku kerjakan dengan segenap kemampuan dan keyakinan diri.
ketika
kembali bertemu Lisa, kami mendiskusikan tentang ujian nasional yang
telah kami tempuh itu. namun kegiatan belajar bersama pun masih kami
lakukan karena setelah itu ada ujian akhir sekolah. biologi menjadi
pusat perhatianku. aku memang memiliki kekurangan dalam bidang ini.
namun Lisa membantuku. menurut Nita yang menjadi teman sekelasnya, Lisa
adalah murid kesayangan guru biologi di sekolahnya. ia sangat pandai
dalam bidang ini. hubungan timbal balik dalam pelajaran sekolah terjadi
diantara kami. aku pun membantu Lisa, yang menurutnya sangat kurang,
dalam pelajaran fisika dan sejarah.
ketika ujian akhir sekolah
berlangsung, aku tak lagi jatuh sakit, sehingga aku benar-benar bisa
mengerjakan ujian itu dengan kemampuan terbaik maksimalku. setelah ujian
nasional dan ujian akhir sekolah, final test dari LIA pun segera
bergulir. sama seperti ujian-ujian yang lain, aku pun belajar bersama
Lisa. dan ketika hari-H tiba, aku benar-benar mengerjakan dengan
sungguh-sungguh. ketika ujian berlangsung aku duduk di tempat
favouritku, di pojok dalam dekat jendela. sama seperti ketika kali aku
masuk dan pertama kali ku bertemu Lisa, aku sering menatap ke arah
jendela di sela-sela ujian. sekadar untuk memanggil kembali ingatanku
teori pelajaran dalam ujian tersebut ataupun menyegarkan otak. ku lihat
Lisa, yang duduk di depanku, tampak terlihat tekun mengerjakan soal-soal
tersebut. di hari terakhir, atau tepatnya setelah oral test, aku dan
Lisa memutuskan untuk menikmati sore itu dengan kembali berjalan kaki
menuju Stasiun Kalibata. aku benar-benar menikmati sore itu. setelah
hampir sebulan aku jalan sendiri, kini teman yang selalu menemani
perjalananku kembali. ini adalah perjalanan terakhir kami di bulan Juni.
pengumuman
hasil ujian nasional telah dikirim ke rumahku. Lisa meng-sms ku. ia
menanyakan hasil ujianku. namun saat itu aku sedang tidak berada di
rumah. aku sedang melakukan perpisahan SMP di Yogyakarta. ia juga
mengabarkan hasil ujiannya. Alhamdulillah, aku dan dia bersyukur atas
hasil ujiannya sesuai dengan harapannya dan dia optimis bisa masuk SMA
favoritnya dan tak lupa ia mendoakan untuk hasil ujianku agar sama bagus
dengannya. sesampainya kembali dari rangkaian acara perpisahan di
Yogyakarta, aku pun langsung melihat hasil ujianku. ternyata nilaiku tak
sesuai harapanku, tetapi aku puas dengan pencapaianku itu. segera aku
kabari Lisa. dia menyemangati ku dengan kata-katanya yang halus.
beberapa hari kemudian awal tahun ajaran baru sekolah dan awal term baru
LIA dimulai. Lisa diterima di sekolah favourit pilihannya. aku sendiri
diterima di sekolah favorit pilihanku di dekat rumahku. aku pun senang
karena dapat bertemu Lisa kembali. sepertinya Lisa sudah kembali sehat
dan bisa kembali menemani perjalanan pulangku. namun, ritual itu harus
berakhir di bulan agustus. jadwal sekolahku yang bentrok dengan jadwal
LIA memaksaku untuk pindah hari. ku sadari, ketika aku pindah hari,
kecil kemungkinanku untuk bertemu Lisa kembali. aku pun berpamitan
kepada Lisa dengan ikut mengantarnya sampai rumahnya. ketika berpamitan,
aku merasakan kesedihan yang belum pernah ku alami sebelumnya. ia pun
tampak sedih dengan kalimat pamitku. rasa sedih dan haru ketika
perpisahan SMP di Yogyakarta dikalahkan dengan rasa sedih berpisah
dengan Lisa. namun kami saling menyemangati. kami berjanji untuk menjaga
pertemanan ini, setidaknya melalui sms. dalam hatiku ku berdoa kepada
Yang Maha Bijaksana agar dapat segera mempertemukan aku kembali
dengannya.
seminggu pertama setelah kami berpisah, kami masih
berhubungan lewat sms sekadar menanyakan kabar, bercanda, berdiskusi
tentang pelajaran sekolah yang baru kami terima ataupun mengucapkan
selamat malam. hal ini membuat hatiku merasa dekat dengan Lisa, walaupun
kami jauh. namun, di minggu kedua bulan agustus Lisa sudah jarang
membalas sms-ku. memasuki minggu ketiga, Lisa sudah tidak pernah
membalas sms-ku. aku tak pernah berburuk sangka kepadanya. aku hanya
berpikir Lisa sibuk dengan tugas-tugas dari sekolah. namun tetap saja
hatiku tidak tenang dan selalu bertanya ada apa dengan Lisa. aku sempat
berpikir untuk mendatangi rumahnya untuk mengetahui kabarnya. namun, aku
urungkan niatku itu karena takut mengganggunya.
hari Jumat, 20
Agustus 2004, merupakan hari yang teraneh yang pernah kurasakan. diawali
ketika sholat tahajud, aku beberapa kali lupa bunyi ayat yang sedang ku
lantunkan dalam sholatku itu. tak sampai disitu, ketika aku membaca
Al-Quran, aku menjadi terbata-bata. beberapa tajwid salah ku lantunkan.
padahal sebelumnya ini belum pernah terjadi. entah apa yang telah
terjadi, hatiku benar-benar tidak tenang ketika itu. keanehan hari itu
berlanjut di sekolah. aku selalu melakukan kesalahan ketika mencatat,
sehingga banyak sekali coretan dalam catatanku. dalam pelajaran fisika,
yang kala itu sedang praktek pengukuran, aku tidak berkonsentrasi penuh.
tanpa ku sadari aku melukai jariku sendiri dengan jangka sorong yang
sedang ku pegang itu.
---
(sementara itu masih di hari yang sama di tempat lain...)
ruang
operasi di sebuah rumah sakit dengan peralatan lengkap di Jakarta sudah
dibuka pada pukul 10.00. ada agenda operasi pengangkatan kanker otak
pada hari itu. pasien hari itu adalah seorang anak SMA. para ahli bedah
yang telah dijadwalkan untuk menangani pasien tersebut sudah bersiap di
ruang operasi. operasi kanker otak merupakan operasi dengan kesulitan
tinggi. para ahli bedah saraf harus benar-benar berkonsentrasi penuh
karena kompleksnya sistem utama jaringan tubuh manusia itu. operasi kala
itu berlangsung sesuai prosedur. para ahli bedah memberikan bius
dengan dosis yang disesuaikan untuk lamanya operasi tersebut. lalu
mereka membuka batok kepala sang pasien dengan hati-hati. setelah batok
kepala terbuka, mereka mereka mulai melakukan pengangkatan sel-sel otak
yang telah terjangkiti kanker tersebut dengan hati-hati. setelah semua
kanker dalam sel-sel otak tersebut diangkat, dan para ahli bedah
memasukan sel-sel otak yang baru ke dalam kepala sang pasien. setelah
itu, mereka kembali menutup batok kepala yang tadi dibuka. operasi ini
berjalan dengan sukses. namun sang pasien masih belum sadarkan diri.
---
senin
pagi, sekitar jam 10.00, aku menerima sms dari Ray. ia ingin menemuiku
untuk menyampaikan sesuatu yang dititipkan dari Lisa. senin sore setelah
sekolah, aku langsung pergi menuju LIA. setelah sampai, aku menunggu di
lobi utama LIA Pengadegan dengan sabar. tak beberapa lama kemudian bel
berbunyi, tanda term pukul 15.00 - 17.00 hari senin selesai. aku pun
langsung melihat Ray di tengah kerumunan murid-murid LIA di hari itu.
Ray memberikanku sebuah amplop kecil berwarna pink dengan tulisan "to:
Teguh" di sisi depannya. aku mengenali tulisan tangan itu sebagai
tulisan Lisa. entah mungkin sedang terburu-buru, Ray berlalu
meninggalkanku
"kalau bisa, bacanya di rumah aja..." sambil ia
pergi. aku bisa melihat matanya yang berkaca-kaca ketika ia
meninggalkanku. tapi aku tak tahu apa maksudnya. sesuai dengan sarannya,
aku pun tidak langsung membaca surat dari Lisa tersebut di LIA. namun
dalam perjalanan pulang, hatiku benar-benar penasaran akan isi surat
itu. rasa penasaranku itu bisa ku redam sampai aku sampai di rumah.
malam
harinya sebelum sholat tahajud, aku mengeluarkan surat Lisa dari dalam
tasku. tulisan tangannya membuat kerinduanku kepada Lisa menyeruak. ku
keluarkan kertas surat dari dalam amplopnya. kertas itu adalah kertas
file dengan warna pink dan gambar Hello Kitty di sisi pojok kanan
bawahnya. ku baca perlahan isi surat yang di tulis tangan itu:
---
Assalamu'alaikum Wr Wb
Apa
kabar Guh? aku harap kamu baik-baik saja dan tetap ceria seperti
biasanya. sebelumnya aku minta maaf, karena aku jarang balas sms kamu.
jujur Guh, pas aku baca sms kamu, aku pun kangen sama kamu. aku juga
rindu canda kamu, tawa kamu, es kelapa yang selalu kita beli ketika
jalan pulang dari LIA. aku rindu semuanya tentang kamu Guh. namun, Allah
memang Maha Penentu Kebijakan. kita tidak dapat melakukan itu bersama
lagi.
aku juga ingin menyampikan rasa terima kasihku yang
sebesar-besarnya sama kamu. kamu cowok pertama dan satu-satunya yang
bisa buat aku merasa spesial. ketika bersama kamu, aku merasakan sesuatu
yang benar-benar membuat hati aku senang dan berbunga-bunga. aku sadar
itu adalah cinta. aku gak tahu kamu merasakan hal yang sama atau gak.
Ray dan Nita sering iri melihat kedekatan kita itu. mereka merasa
cemburu dengan kamu Guh. mereka juga sering bertanya apakah aku sudah
ditembak kamu atau belum. ketika aku menjawab pertanyaan mereka, mereka
merasa kecewa sama kamu. lucu ya Guh, kenapa jadi mereka yang kecewa.
aku sendiri pun tidak terlalu memperdulikan status tersebut. bagiku,
dekat dengan kamu sudah merupakan hal yang sangat istimewa bagiku. hati
aku pun gak pernah merasakan kesepian ketika dekat denganmu.
Guh,
aku juga mau minta maaf. aku gak pernah cerita ke kamu tentang penyakit
yang aku derita. mungkin kamu masih ingat, ketika aku hampir jatuh
karena pusing. itu bukan pusing biasa Guh. itu adalah efek penyakit
kanker otak yang sedang aku derita. aku tidak mau cerita ke kamu, takut
mengganggu pikiranmu.
Guh, ketika kamu membaca surat ini. aku
sudah tidak ada lagi di dunia ini. aku sudah kembali kepada Allah SWT.
terima kasih kamu sudah memberikan hari-hari yang menyenangkan sebelum
akhir hidupku. terima kasih sudah mengkhawatirkan aku. terima kasih
sudah mau menjagaku. kamu cowok yang benar-benar spesial dalam hidup
aku. kamu cowok satu-satunya dan yang pertama yang memberikan perhatian
lebih kepadaku. ketika aku sudah berada di alam sana. aku akan
menceritakan semua kebaikan kamu kepada orang-orang disana. aku akan
menceritakan semua kenangan tentang kamu kepada teman-teman baru disana.
jangan
bersedih Guh. aku percaya kamu kuat. aku percaya kamu dapat menerima
kepergianku ini dengan kesabaran dan keluasan hati. aku cuma berharap
kamu bisa melanjutkan sisa hidupmu dengan ceria dan semangat seperti
biasanya. kamu adalah Naruto bagi aku. kamu selalu enerjik, perhatian,
penyayang dan gak pantang menyerah.
selamat tinggal Guh. aku harap kita bisa dipertemukan kembali di tempat terbaik di sana. selamat tinggal cinta pertamaku.
Lisa
---
aku
tak sanggup menahan air mataku yang sudah mulai keluar sejak aku
membaca paragraf kedua. tak ada kata-kata yang sanggup aku lontarkan
setelah membaca surat itu. hatiku seperti bunga dendelion yang mati
dikala sedang mekar dan tertiup angin pelan dan halus. tahajudku pun
tidak khusyuk malam itu. air mata berderai deras di pipiku. aku hanya
melaksanakan 2 rakaat saja. setelah itu aku berdoa. dalam doaku aku
menangis sejadi-jadinya. tidak hanya menangis karena meratapi
dosa-dosaku, tapi aku juga menangis karena kepergian Lisa. aku
benar-benar tak sanggup menahan kesedihanku ini. tapi aku berjanji pada
diriku sendiri dan tentunya kepada Lisa. seperti yang ia inginkan, aku
harus kuat. aku harus bisa menjalani hidupku ini dengan ceria dan
semangat. aku harus bisa menjadi Naruto seperti yang Lisa inginkan.
kini
amplop dan surat dari Lisa itu tersimpan rapi di laci meja belajarku.
kalung huruf L yang berbahan stainless steel dan sudah dilapisi cat anti
karat berwarna platina juga ku simpan rapi di dalam laci tersebut.
kalung yang ku beli di Yogya itu tadinya akan ku berikan kepada Lisa
ketika aku akan mengungkapkan isi hatiku. tapi biarlah, itu akan menjadi
kenangan yang terindah dalam hidupku yang akan ku simpan juga di lubuk
hatiku yang terdalam. aku juga membiarkan ruang hampa yang sudah ku
persiapkan untuk Lisa dalam hatiku terkunci rapat bersama
kenangan-kenangan indahnya.
Selamat tinggal Lisa. selamat tinggal cinta pertamaku...
dedicated to:
Allisa Andananingtyas
21 April 1990 - 22 Agustus 2004