Wednesday, 5 August 2015

5 tahun mengenang kepergian dia (end), August 30, 2009



Papandayan_

secara kasar, kedekatanku bersama Lisa sudah terhitung selama 4 bulan sejak kejadian di akhir bulan Januari 2004. namun secara bersih, kedekatanku itu sebenarnya belum menginjak usia 1 hari. kedekatanku baru berumur 10 jam 40 menit. banyak yang mengira kami sudah berpacaran atau semacamnya. tetapi sebenarnya diantara kami, dan terutama aku, belum berpikir ke arah itu.
sejak kejadian kamis itu, Lisa tampak lebih pucat dari biasanya. ritual jalan bersama yang ku lakukan dengan dirinya pun sekarang tak lagi rutin. Lisa lebih banyak dijemput oleh orang tuanya. ku hanya berpikir kalau itu baik untuk kesehatan Lisa, itu tak masalah bagiku. yah..., apa boleh buat. perjalanan yang menyenangkan itu harus berkurang. aku merasakan kesepian selama perjalanan ku pulang. perjalanan dari LIA sampai Stasiun Kalibata yang berjarak 1km itu, kini harus ku tempuh sendiri. aku merasa kehilangan selama perjalanan tersebut. tak hanya aku, bapak penjual es kelapa yang biasa aku beli es kelapa kepadanyapun merasa kehilangan.
"temannya yang perempuan kemana dik??" tanyanya
"lagi sakit Pak, sekarang dia sering dijemput"
"oh..., kalau ketemu salam dari saya ya dik, saya doakan supaya cepat sembuh"
"oh iya Pak, Insya Allah nanti saya sampaikan"
aku hanya bisa menghadirkan memori indah tentang perjalanan itu untuk menghiburku selama perjalanan. tak terkadang, aku pun tersenyum sendiri ketika mengingat memori itu. musim kemarau di bulan Mei itu seakan menggambarkan kekeringan hatiku. suasana perjalanan pun sepertinya menggambarkan suasana hatiku. deretan pohon bunga akasia mengering dan tak menampakkan bunganya yang berwarna pink itu. bunga-bunga di kiosk penjual bunga pun tampak lesu dan jarang yang bermekaran. hanya serakan biji petai cina yang berwarna merah delima itu yang mewarnai perjalananku.
tak terasa sebentar lagi ujian nasional akan segera bergulir. aku mengintensifkan waktu belajarku, begitu pun Lisa. ia sekarang tampak tekun membaca buku pelajaran sekolah di waktu sebelum les dimulai. tak jarang juga, kami pun sering berdiskusi, sekadar bertukar pikiran untuk menambah ilmu serta test kecil-kecilan untuk mengukur kemampuan kami. kami pun memasang target untuk pencapaian hasil ujian kami. kami sama-sama bertekad untuk dapat diterima di SMA negeri favourit yang terletak di kawasan Bukit Duri.
hal tak wajar terjadi kepadaku ketika ujian nasional digelar. aku jatuh sakit dan terdiagnosa sebagai typhus. aku pun harus mengerjakan ujian nasionalku di rumah sakit. tapi penyakitku ini tak menyurutkan semangatku. soal demi soal ku kerjakan dengan segenap kemampuan dan keyakinan diri.
ketika kembali bertemu Lisa, kami mendiskusikan tentang ujian nasional yang telah kami tempuh itu. namun kegiatan belajar bersama pun masih kami lakukan karena setelah itu ada ujian akhir sekolah. biologi menjadi pusat perhatianku. aku memang memiliki kekurangan dalam bidang ini. namun Lisa membantuku. menurut Nita yang menjadi teman sekelasnya, Lisa adalah murid kesayangan guru biologi di sekolahnya. ia sangat pandai dalam bidang ini. hubungan timbal balik dalam pelajaran sekolah terjadi diantara kami. aku pun membantu Lisa, yang menurutnya sangat kurang, dalam pelajaran fisika dan sejarah.
ketika ujian akhir sekolah berlangsung, aku tak lagi jatuh sakit, sehingga aku benar-benar bisa mengerjakan ujian itu dengan kemampuan terbaik maksimalku. setelah ujian nasional dan ujian akhir sekolah, final test dari LIA pun segera bergulir. sama seperti ujian-ujian yang lain, aku pun belajar bersama Lisa. dan ketika hari-H tiba, aku benar-benar mengerjakan dengan sungguh-sungguh. ketika ujian berlangsung aku duduk di tempat favouritku, di pojok dalam dekat jendela. sama seperti ketika kali aku masuk dan pertama kali ku bertemu Lisa, aku sering menatap ke arah jendela di sela-sela ujian. sekadar untuk memanggil kembali ingatanku teori pelajaran dalam ujian tersebut ataupun menyegarkan otak. ku lihat Lisa, yang duduk di depanku, tampak terlihat tekun mengerjakan soal-soal tersebut. di hari terakhir, atau tepatnya setelah oral test, aku dan Lisa memutuskan untuk menikmati sore itu dengan kembali berjalan kaki menuju Stasiun Kalibata. aku benar-benar menikmati sore itu. setelah hampir sebulan aku jalan sendiri, kini teman yang selalu menemani perjalananku kembali. ini adalah perjalanan terakhir kami di bulan Juni.
pengumuman hasil ujian nasional telah dikirim ke rumahku. Lisa meng-sms ku. ia menanyakan hasil ujianku. namun saat itu aku sedang tidak berada di rumah. aku sedang melakukan perpisahan SMP di Yogyakarta. ia juga mengabarkan hasil ujiannya. Alhamdulillah, aku dan dia bersyukur atas hasil ujiannya sesuai dengan harapannya dan dia optimis bisa masuk SMA favoritnya dan tak lupa ia mendoakan untuk hasil ujianku agar sama bagus dengannya. sesampainya kembali dari rangkaian acara perpisahan di Yogyakarta, aku pun langsung melihat hasil ujianku. ternyata nilaiku tak sesuai harapanku, tetapi aku puas dengan pencapaianku itu. segera aku kabari Lisa. dia menyemangati ku dengan kata-katanya yang halus. beberapa hari kemudian awal tahun ajaran baru sekolah dan awal term baru LIA dimulai. Lisa diterima di sekolah favourit pilihannya. aku sendiri diterima di sekolah favorit pilihanku di dekat rumahku. aku pun senang karena dapat bertemu Lisa kembali. sepertinya Lisa sudah kembali sehat dan bisa kembali menemani perjalanan pulangku. namun, ritual itu harus berakhir di bulan agustus. jadwal sekolahku yang bentrok dengan jadwal LIA memaksaku untuk pindah hari. ku sadari, ketika aku pindah hari, kecil kemungkinanku untuk bertemu Lisa kembali. aku pun berpamitan kepada Lisa dengan ikut mengantarnya sampai rumahnya. ketika berpamitan, aku merasakan kesedihan yang belum pernah ku alami sebelumnya. ia pun tampak sedih dengan kalimat pamitku. rasa sedih dan haru ketika perpisahan SMP di Yogyakarta dikalahkan dengan rasa sedih berpisah dengan Lisa. namun kami saling menyemangati. kami berjanji untuk menjaga pertemanan ini, setidaknya melalui sms. dalam hatiku ku berdoa kepada Yang Maha Bijaksana agar dapat segera mempertemukan aku kembali dengannya.
seminggu pertama setelah kami berpisah, kami masih berhubungan lewat sms sekadar menanyakan kabar, bercanda, berdiskusi tentang pelajaran sekolah yang baru kami terima ataupun mengucapkan selamat malam. hal ini membuat hatiku merasa dekat dengan Lisa, walaupun kami jauh. namun, di minggu kedua bulan agustus Lisa sudah jarang membalas sms-ku. memasuki minggu ketiga, Lisa sudah tidak pernah membalas sms-ku. aku tak pernah berburuk sangka kepadanya. aku hanya berpikir Lisa sibuk dengan tugas-tugas dari sekolah. namun tetap saja hatiku tidak tenang dan selalu bertanya ada apa dengan Lisa. aku sempat berpikir untuk mendatangi rumahnya untuk mengetahui kabarnya. namun, aku urungkan niatku itu karena takut mengganggunya.
hari Jumat, 20 Agustus 2004, merupakan hari yang teraneh yang pernah kurasakan. diawali ketika sholat tahajud, aku beberapa kali lupa bunyi ayat yang sedang ku lantunkan dalam sholatku itu. tak sampai disitu, ketika aku membaca Al-Quran, aku menjadi terbata-bata. beberapa tajwid salah ku lantunkan. padahal sebelumnya ini belum pernah terjadi. entah apa yang telah terjadi, hatiku benar-benar tidak tenang ketika itu. keanehan hari itu berlanjut di sekolah. aku selalu melakukan kesalahan ketika mencatat, sehingga banyak sekali coretan dalam catatanku. dalam pelajaran fisika, yang kala itu sedang praktek pengukuran, aku tidak berkonsentrasi penuh. tanpa ku sadari aku melukai jariku sendiri dengan jangka sorong yang sedang ku pegang itu.
---
(sementara itu masih di hari yang sama di tempat lain...)
ruang operasi di sebuah rumah sakit dengan peralatan lengkap di Jakarta sudah dibuka pada pukul 10.00. ada agenda operasi pengangkatan kanker otak pada hari itu. pasien hari itu adalah seorang anak SMA. para ahli bedah yang telah dijadwalkan untuk menangani pasien tersebut sudah bersiap di ruang operasi. operasi kanker otak merupakan operasi dengan kesulitan tinggi. para ahli bedah saraf harus benar-benar berkonsentrasi penuh karena kompleksnya sistem utama jaringan tubuh manusia itu. operasi kala itu berlangsung sesuai prosedur. para ahli bedah memberikan bius dengan dosis yang disesuaikan untuk lamanya operasi tersebut. lalu mereka membuka batok kepala sang pasien dengan hati-hati. setelah batok kepala terbuka, mereka mereka mulai melakukan pengangkatan sel-sel otak yang telah terjangkiti kanker tersebut dengan hati-hati. setelah semua kanker dalam sel-sel otak tersebut diangkat, dan para ahli bedah memasukan sel-sel otak yang baru ke dalam kepala sang pasien. setelah itu, mereka kembali menutup batok kepala yang tadi dibuka. operasi ini berjalan dengan sukses. namun sang pasien masih belum sadarkan diri.
---
senin pagi, sekitar jam 10.00, aku menerima sms dari Ray. ia ingin menemuiku untuk menyampaikan sesuatu yang dititipkan dari Lisa. senin sore setelah sekolah, aku langsung pergi menuju LIA. setelah sampai, aku menunggu di lobi utama LIA Pengadegan dengan sabar. tak beberapa lama kemudian bel berbunyi, tanda term pukul 15.00 - 17.00 hari senin selesai. aku pun langsung melihat Ray di tengah kerumunan murid-murid LIA di hari itu. Ray memberikanku sebuah amplop kecil berwarna pink dengan tulisan "to: Teguh" di sisi depannya. aku mengenali tulisan tangan itu sebagai tulisan Lisa. entah mungkin sedang terburu-buru, Ray berlalu meninggalkanku
"kalau bisa, bacanya di rumah aja..." sambil ia pergi. aku bisa melihat matanya yang berkaca-kaca ketika ia meninggalkanku. tapi aku tak tahu apa maksudnya. sesuai dengan sarannya, aku pun tidak langsung membaca surat dari Lisa tersebut di LIA. namun dalam perjalanan pulang, hatiku benar-benar penasaran akan isi surat itu. rasa penasaranku itu bisa ku redam sampai aku sampai di rumah.
malam harinya sebelum sholat tahajud, aku mengeluarkan surat Lisa dari dalam tasku. tulisan tangannya membuat kerinduanku kepada Lisa menyeruak. ku keluarkan kertas surat dari dalam amplopnya. kertas itu adalah kertas file dengan warna pink dan gambar Hello Kitty di sisi pojok kanan bawahnya. ku baca perlahan isi surat yang di tulis tangan itu:
---
Assalamu'alaikum Wr Wb
Apa kabar Guh? aku harap kamu baik-baik saja dan tetap ceria seperti biasanya. sebelumnya aku minta maaf, karena aku jarang balas sms kamu. jujur Guh, pas aku baca sms kamu, aku pun kangen sama kamu. aku juga rindu canda kamu, tawa kamu, es kelapa yang selalu kita beli ketika jalan pulang dari LIA. aku rindu semuanya tentang kamu Guh. namun, Allah memang Maha Penentu Kebijakan. kita tidak dapat melakukan itu bersama lagi.
aku juga ingin menyampikan rasa terima kasihku yang sebesar-besarnya sama kamu. kamu cowok pertama dan satu-satunya yang bisa buat aku merasa spesial. ketika bersama kamu, aku merasakan sesuatu yang benar-benar membuat hati aku senang dan berbunga-bunga. aku sadar itu adalah cinta. aku gak tahu kamu merasakan hal yang sama atau gak. Ray dan Nita sering iri melihat kedekatan kita itu. mereka merasa cemburu dengan kamu Guh. mereka juga sering bertanya apakah aku sudah ditembak kamu atau belum. ketika aku menjawab pertanyaan mereka, mereka merasa kecewa sama kamu. lucu ya Guh, kenapa jadi mereka yang kecewa. aku sendiri pun tidak terlalu memperdulikan status tersebut. bagiku, dekat dengan kamu sudah merupakan hal yang sangat istimewa bagiku. hati aku pun gak pernah merasakan kesepian ketika dekat denganmu.
Guh, aku juga mau minta maaf. aku gak pernah cerita ke kamu tentang penyakit yang aku derita. mungkin kamu masih ingat, ketika aku hampir jatuh karena pusing. itu bukan pusing biasa Guh. itu adalah efek penyakit kanker otak yang sedang aku derita. aku tidak mau cerita ke kamu, takut mengganggu pikiranmu.
Guh, ketika kamu membaca surat ini. aku sudah tidak ada lagi di dunia ini. aku sudah kembali kepada Allah SWT. terima kasih kamu sudah memberikan hari-hari yang menyenangkan sebelum akhir hidupku. terima kasih sudah mengkhawatirkan aku. terima kasih sudah mau menjagaku. kamu cowok yang benar-benar spesial dalam hidup aku. kamu cowok satu-satunya dan yang pertama yang memberikan perhatian lebih kepadaku. ketika aku sudah berada di alam sana. aku akan menceritakan semua kebaikan kamu kepada orang-orang disana. aku akan menceritakan semua kenangan tentang kamu kepada teman-teman baru disana.
jangan bersedih Guh. aku percaya kamu kuat. aku percaya kamu dapat menerima kepergianku ini dengan kesabaran dan keluasan hati. aku cuma berharap kamu bisa melanjutkan sisa hidupmu dengan ceria dan semangat seperti biasanya. kamu adalah Naruto bagi aku. kamu selalu enerjik, perhatian, penyayang dan gak pantang menyerah.
selamat tinggal Guh. aku harap kita bisa dipertemukan kembali di tempat terbaik di sana. selamat tinggal cinta pertamaku.
Lisa
---
aku tak sanggup menahan air mataku yang sudah mulai keluar sejak aku membaca paragraf kedua. tak ada kata-kata yang sanggup aku lontarkan setelah membaca surat itu. hatiku seperti bunga dendelion yang mati dikala sedang mekar dan tertiup angin pelan dan halus. tahajudku pun tidak khusyuk malam itu. air mata berderai deras di pipiku. aku hanya melaksanakan 2 rakaat saja. setelah itu aku berdoa. dalam doaku aku menangis sejadi-jadinya. tidak hanya menangis karena meratapi dosa-dosaku, tapi aku juga menangis karena kepergian Lisa. aku benar-benar tak sanggup menahan kesedihanku ini. tapi aku berjanji pada diriku sendiri dan tentunya kepada Lisa. seperti yang ia inginkan, aku harus kuat. aku harus bisa menjalani hidupku ini dengan ceria dan semangat. aku harus bisa menjadi Naruto seperti yang Lisa inginkan.
kini amplop dan surat dari Lisa itu tersimpan rapi di laci meja belajarku. kalung huruf L yang berbahan stainless steel dan sudah dilapisi cat anti karat berwarna platina juga ku simpan rapi di dalam laci tersebut. kalung yang ku beli di Yogya itu tadinya akan ku berikan kepada Lisa ketika aku akan mengungkapkan isi hatiku. tapi biarlah, itu akan menjadi kenangan yang terindah dalam hidupku yang akan ku simpan juga di lubuk hatiku yang terdalam. aku juga membiarkan ruang hampa yang sudah ku persiapkan untuk Lisa dalam hatiku terkunci rapat bersama kenangan-kenangan indahnya.
Selamat tinggal Lisa. selamat tinggal cinta pertamaku...
dedicated to:
Allisa Andananingtyas
21 April 1990 - 22 Agustus 2004

No comments: